hay guys lama tak
menulis membuat ane gatal untuk mengisi blog saujanasemesta.blogspot.com ini
kembali. Kali ini ane ga mau cerita tentang pengalaman liburan atau cerita
mengenai destinasi wisata. Namun kali ini ane mau sedikit memeberikan opini
mengenai hal yang sedang jadi fenomena baru di masyarakat. Yaitu mulai
banyaknya orang yang menjadikan naik gunung dan wisata ke pantai atau lainnya
sebagai gaya hidup, trend hobi atau perjalanan wisata, tanpa lebih mengerti
lebih dalam mengenai falsafah atau makna sebenarnya dari naik gunung dan jalan
– jalan dialam. Beberapa hari yang lalu ane membuka media sosial ane dan ane
mendapatkan sebuah artikel tentang sebuah gunung yang populer di Indonesia
dipenuhi oleh sampah dan ternyata yang membuangnya adalah para pendaki yang
ngakunya mereka pecinta alam tapi malah ngerusak alam dengan cara membuang
sampah sembarangan dan yang lebih mirisnya lagi adalah justru warga negara
asing yang melakukan pemungutan samapah yang dibuang oleh para pecinta alam itu
coba dong gimana ga malu apa kita sama mereka (yawalaupun diantara generasi
kekinian juga masih banyak yang peduli dengan alam,yg bener2 peduli lho maksud
ane).
Ga
cuma digunung aja dipantai juga banyak sampahnya,kayak waktu ane dan kawan –
kawan liburan ke karimun jawa di atas kapal ane ngeliat banyak sampah
berserakan dilaut ketika kapal akan bersandar di dermaga pelabuhan karimun
jawa. Mungkin kejadian ini terjadi karena banyaknya remaja sampai orang kekinian
yang hanya memandang bahwa kegiatan traveling ke gunung atau pantai merupakan
kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan wisata belaka dan hanya mengejar
kepuasan batin dan kegiatan utuk showup (pamer) dengan memotret diri dengan
latar belakang gunung atau foto terus di upload di media sosial dan mendapatkan
pujian dari orang lain.
Namun
mereka lupa bahwa tujuan sebenarnya kegiatan travelling adalah untuk cara kita
mensyukuri keindahan alam dan kejakjuban kita akan sebuah ciptaan dari yang
Kuasa,dan ungkapan syukur kita karena di perjalanan hidup kita, kita bisa mendapatkan
pengalaman yang belum tentu semua orang bisa rasakan dan dapatkan. Kini para
pemuda kekinian hanya mengejar untuk berfoto dengan latar belakang gunung atau
terumbu karang saja, mereka hanya mengejar nafsu dan hanya ingin pamer bahwa
mereka sudah pernah ke tempat itu. Kini orang dengan mudah menentukan ingin
pergi ke gunung ini ke gunung itu tanpa melakukan persiapan seperti mencari tau
keadaan gunung disana seperti apa atau menyiapkan fisik agar ketika mendaki
nanti tidak terjadi hal yang tidak diinginkan semua serba instan, hanya karena
ingin mengikuti nafsu dan trend bahwa jika tidak ada foto lw di gunung, di
istagram lw ga gaul atau lw ga berasa kece, namun mereka lupa bahwa niat saja
tidak cukup ketika kita berada di alam,kita juga perlu persiapan karena alam
itu buas alam itu penuh misteri kita harus mempunyai persiapan yang matang
untuk bisa bersamanya.
Seperti
layaknya kita mau mendekati seseorang yang kita suka kita tidak mungkin
langsung menyatakan perasaan kita kepada orang yang kita suka kita butuh proses
pendekatan,untuk mengetahui kebiasaan dari orang yang kita suka,untuk mencari
kemistri diantara kita, barulah kita bisa mengungkapkan perasaan ke orang yang
kita suka.
Begitupun
dengan traveling ke gunung kita harus mencari informasi mengenai gunung yang
akan kita kunjungi,lalu kita perlu mempersiapkan fisik dan menal dan yang
terpenting adalah puncak bukannlah tujuan utama kita tujuan utama adalah bisa
kembali dengan selamat,jika memang kondisi tubuh tidak memungkinkan untuk
sampai puncak janganlah memaksakan,dan kita harus bisa membaca kondisi
disana,kita harus mengetahui cuaca disana seperti apa dan mempersiapkan barang
– barang yang akan kita butuhkan. Bukan hanya gagjet canggih dan peralatan
lainnya,ingat tidak semua momen dalam hidup kita perlu di dokumentasikan ada
kalanya momen itu hanya kita simpan di ingatan kita karena itu jauh lebih
menarik dari pada momen yang didokumentasikan.
Dan
tadi pagi ketika ane membuka media sosial ane, ane di kejutkan oleh foto yang
di share oleh salah satu teman ane foto itu memperlihatkan benda pusaka negara
kita,yaitu bendera merah putih yang merupakan lambang negara yang suci di coret
– coret dan dibiarkan menyentuh tanah. Padahal dulu waktu ane kecil ane dididik
untuk selalu hormat kepada lambang negara dan memperlakukannya dengan baik
karena jika kita tidak menghormati lambang negara sama saja kita tidak
menghargai negara ini. Dimana kita lahir dan tumbuh berkembang,bahkan ane dulu
masih ingat pesan dari orang tua ane bahwa jangan sampai bendera itu menyentuh
tanah jika bendera itu menyentuh tanah maka kamu bisa ditembak mati,dan waktu
ane sma juga pernah ketika upacara petugas pengibar bendera salah melakukan
pengibaran sehingga bendera tersebut terbalik menjadi putih merah dan mereka
dihukum oleh guru dengan cara hormat kepada bendera setelah upacara selesai
selama satujam,bukan hanya petugas benderanya saja namun seluruh murid kelas
yang menjadi petugas dihukum. Kejam sih memang namun itukan bagian dari cara
agar kita selalu hormat kepada negara ini dan sebagai rasa syukur kepada para
pahlawan yang telah rela mempertaruhkan nyawa agar Sang Saka berkibar di bumi
pertiwi. Tapi melihat kelakuan para remaja yang katanya kekinian yang katanya
modernis yang katanya lebih memiliki akal dari masyarakat kampung malah dengan
seenaknya saja mencoret – coret bahkan menaruh bendera merah putih di tanah dan
memfoto lalu menyebarkannya di media sosial dengan maksud agar mereka keren
agar mereka terkenal,itu sama saja mereka telah merendahkan harga diri mereka
sendiri percuma dong mereka berteriak “gw udah berhasil foto di mahameru, gw
bangga jadi orang Indonesia karena punya alam yang keren tapi kelakuan mereka
sperti itu tidak ada hormatnya sama sekali terhadap lambang negara”. Untuk saya
secara pribadi menyampaikan pesan kepada para pemuda dan pemudi kekinian untuk
kembali mari kita semua memperbaiki moral kita,kita telaah dulu apakah kelaukan
kita itu sudah mencerminkan anak muda yang baik atau belum. Jangan kita
berteriak bahwa kami adalah penerus bangsa jadi kami bebas berekspresi sesuka
kami,iya silahkan saja anda berekspresi namun ingat juga mengenai moral dan
budi pekerti yang dulu ketika kecil kita sudah diajarkan baik oleh orang tua
maupun guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar